Friday, January 06, 2006

Mencari keseimbangan

Itu ternyata jawaban dari beberapa masalah yang terjadi.
Kalo buruh mogok dan demo minta kenaikan UMP apa pemerintah mesti menurutinya? Seharusnya begitu karena inflasi yang mencapai 17% Oktober kemarin tentunya berpengaruh significan terhadap daya beli mereka.
Tapi di sisi lain jika UMP dinaikkan bisa diduga akan banyak perusahaan yang siap-siap memecat karyawannya. Atau bahkan karena merasa tidak sanggup akan keluar dari pasar, dan bagi perusahaan asing mereka akan keluar dari Indonesia untuk mencari tempat yang lebih nyaman untuk mencari untung, yang buruhnya rajin-rajin, yang buruhnya punya ketrampilan tinggi, yang nggak suka demo dan yang aparat pemerintahnya nggak rese’.
Atau masalah yang populer, soal subsidi BBM. Kalo subsidi dicabut, memang sih, membuat orang – seharusnya- lebih bijak dalam menggunakan BBM jadi mungkin ketersediaannya bisa diperpanjang jadi beberapa puluh tahun lagi, mencegah penyelundupan BBM ke luar negeri, menghemat uang pemerintah, etc etc.
Tapi nggak bisa dibantah jika hal itu menyengsarakan banyak orang, karena efeknya tidak terhenti pada kenaikkan harga BBM itu saja, karena ada banyak pihak yang memanfaatnya untuk menaikkan harga secara semena-mena.
Kekayaan alam Indonesia sudah tidak sebanyak zaman dulu, tapi masihlah ada yang tersisa. Saat pemerintah berusaha dengan berbagai cara agar perekonomian bisa tumbuh, ada seseorang yang saat ini –sayangnya- menjadi menteri mengusulkan agar ekonomi didahulukan baru lingkungan. Menurutnya lingkungan bisa diperbaiki setelah ekonomi membaik. Yang penting bisa makan dan sehat dulu, habis itu baru mulai tanam-tanam pohon. (Yeah… rasional mungkin tapi terasa sungguh *****). Bagaimana jika rusaknya lingkungan justru membuat ekonomi tidak jalan, misalnya saat terkena banjir apa kantor-kantor nggak libur?
Masih mau contoh lain? Impor beras atau tidak? Beras dari luar jauh lebih murah dari pada beras Indonesia. Kalo kita impor, beras petani Indonesia jadi nggak laku. (Aku nggak tau sih mutu beras Indonesia tu lebih bagus atau sama aja ato lebih jelek. Kalo mutunya lebih bagus mungkin bisa diharap bisa dibeli orang kaya seh) petani rugi, nggak mau tanam padi lagi (nggak ada PADI ¿???!). Mungkin bisa aja jadi kayak Singapore (dalam hal nggak tanam padinya) cuma nggak kebayang aja sih, Indonesia tanpa sawah :-s. Tapi kalo nggak impor, orang miskin nggak cuma petani aja kan? kalo harga beras mahal nggak punya cukup uang buat beli jadinya busung lapar.

“Jadi salah siapa? salah gua? salah temen-temen gua?” AADC

No comments: