Thursday, April 27, 2006

Nobody perfect


No body perfect!
-No, it’s not about myself, I know myself well, just fyi.
It’s about anybody else.
I ever found somebody that I thought have such a perfect life.
As time goes by, then I knew I thought that way just because I don’t know he/she well.
Then I realized (thanks God) there’s no perfectness in this world!

But... some person might get so near to that perfectness.
Now, I'm jealous…

KRL Ekonomi

Masih tentang sarana transportasi.
Hari Selasa, kemaren aku harus ke Salemba. ”Cuma sekedar” buat nyerahin paper pengganti ujianku!
Balik ke Depok menjelang maghrib. Sempat akan ragu mau pilih naik angkot nyambung-nyambung (Salemba-Melayu-Pasar Minggu-Depok) atau naek kereta (sebenarnya ada satu lagi alternatif sih, naek yang biru2 kecil itu, cuma berhubung lagi mau ngirit pilihan yang satu itu langsung tersingkir).
Aku tau kereta jam segitu akan penuh, tetapi kayaknya aku udah lupa rasanya berada di krl ekonomi yang benar-benar penuh, karena aku pilih naik kereta. Perhitunganku nggak apa-apa desak-desakan setengah jam ketimbang bermacet-macet 2 jam.

Mungkin kalo aku ingat, aku nggak milih naik kereta.
Badanku emang lagi nggak fit dan juga udah lama nggak olahraga, bahkan buat naik tangga stasiun Cikini yang memang cukup curam itu aja terengah-engah, payah...
Kereta datang dan benar-benar penuh. Aku bisa masuk hanya karena terdorong arus orang-orang di belakangku. Di dalam gerbong, sama sekali nggak bisa bergerak. Harapan buat nggak berlama-lama di kereta tidak jadi kenyataan karena kereta berhenti di antara Stasiun Cikini dan Manggarai cukup lama, kayaknya buat nunggu kereta-kereta express lewat...grrrr ,(gw cinta kereta express, kalo gw lagi ada di dalamnya :p) sampai sekitar 4 kereta lewat itu dalam selang waktu lama.

Dan aku, si kecil ini, berada di antara orang-orang besar-besar di sekitarku lama-lama mulai merasa kekurangan udara segar. Sampai jinjit-jinjit dan berusaha agar hidungku bisa menghirup oksigen. Gossshhh... kayak mo pingsan. Selain itu, masalah bau; desahan orang2, jangan ditanya deh! Pusing.
Setelah hampir setengah jam berhenti itu, kereta berjalan tapi tetap nggak membuat kereta lebih longgar, walopun paling nggak, udara nggak sesumpek sebelumnya. Aku berusaha tetap bertahan sampai paling nggak Pasar Minggu, pembangunan underpass-nya yang nggak juga selesai & jadi salah satu sumber macet, sudah terlewat. Sampai Tanjung barat aku udah nggak tahan dan benar-benar turun.

Tips naik KRL Ekonomi Bogor-Jakarta
1.Jangan keburu keder kalo dari luar kereta kelihatan penuh. Karena kereta akan selalu kelihatan penuh. Bisa jadi memang penumpang sedang banyak tapi bisa juga penumpang cuma sedikit, tapi jadi kelihatan penuh karena banyak pedagang asongan.
2.Sebelum naik kereta amankan barang-barang bawaan. Simpan karcis kereta di tempat yang mudah diambil dan diingat. Ransel jangan sampai ditaro di belakang. Awas copet!
3.Kalau nunggu kereta lama, biasanya itu berarti kereta yang akan datang bakal penuh banget. Kalo nggak buru-buru lebih baik nunggu kereta berikutnya, karena biasanya kalo sudah nunggu lama, kereta berikutnya jarak waktu tidak akan lama, dan jauh lebih longgar.
4.Buat kaum perempuan, kalau mau naik kereta usahakan naik di antara cowok2/bapak2. Selain siapa tau ada yang ganteng, juga karena di antara cowok, kita cewek biasanya akan didahulukan. Sementara berdasar pengalamanku kalo naik bareng cewek2/ibu2, jangankan minta didahulukan, mereka bahkan akan tega untuk saling menyikut dan menyodok cewek lain.
5.Kalo duduk atau berdiri di dekat pintu hati-hati dengan barang-barang kita, kadang ada jambret yang sambil njambret langsung lari lompat kereta pada waktu kereta baru berangkat dari stasiun
6.Jika kereta penuh dan terjadi desak-mendesak, jangan melawan arah desakan, selain karena kita akan kalah tenaga juga karena itu sia-sia dan bisa bikin badan sakit. Tapi lihat-lihat bagian tengah gerbong, di situ biasanya agak lowong, sebisa mungkin geser ke tengah gerbong untuk menghindari desakan dari orang2 kalap yang baru naik.
7. Sekali lagi buat kaum perempuan, jangan terlalu berharap dikasih tempat duduk ama cowok. Cowok/lelaki zaman sekarang hampir semua udah kayak b****. Buat kaum pria, sadar dong kalo jadi laki-laki, kita sebenarnya juga nggak terlalu perlu kok, cuma kadang keterlaluan aja kalo ada nenek2 atau ibu bawa anak harus berdiri, sementara ada cowok yang tetep duduk sambil pura-pura tidur.
8.Barang yang harus dibawa: minuman, pas desak2an, yang jual air juga nggak bisa masuk, padahal gerah, keringatan dan tentu bakal haus. Bisa bawa walkman n temen2nya buat hiburan ngilangin be-te, asal hati-hati sama copet. Buat kaum perempuan,ini tips temanku, kalo perlu bawa jarum pentul yang panjang, dipake buat nusuk orang gila yang tanda-tandanya mau ...tau kan? yah ...di kereta emang banyak penjahat macam itu.

Ada satu lagi alat yang kayaknya perlu dibawa yaitu selang air. Gunanya kalo pas kereta penuh dan udara udah sumpek dan kita ada di tengah gerbong, selang air bisa dipake, ujung yang satu dikeluarkan lewat jendela, ujung lain ke hidung. Cuma belum dicoba sih, hehehe....
9. Di kereta jika terpaksa ngggak dapat tempat duduk usahakan mencari pegangan. Jika peganganpun nggak terjangkau, berhubung rak di atas bangku kadang terlalu tinggi untuk ukuran badan seperti punyaku, usahakan belajar menyeimbangkan badan sesuai arah guncangan kereta. Jangan kuatir lama-lama juga terbiasa. Anggap aja latihan buat ikutan Fear Factor. Tapi kalo kereta udah penuh sesak saking penuhnya kita nggak akan jatuh karena tertahan akibat himpitan orang-orang.
10.Jangan terlalu takut kelaparan atau ketinggalan berita. Pedagang makanan dan koran banyak. Jangankan makan-minum, bahkan mainan anak, susu, jam meja, aksesoris, buku-buku, buah-buahan, dvd, you named it... udah kayak pasar jalan deh. Jadi siapkan uang seribuan banyak-banyak...Cuma kadang bikin kesel juga kalo lagi penuh.:(

Monday, April 24, 2006

Musuh besarku


Beberapa tahun terakhir ini aku punya musuh di jalan.
Apalagi bentuknya kalo bukan sepeda motor.
Angkot dan mini bus yang suka ngetem sembarangan masih bisa aku tolerir.
Deborah yang penuh sesak dan jalan kayak siput n kernetnya yang nyebelin masih gak papa.
Tapi klakuan pengendara motor tu bener-bener....
-Naik ke trotoar dengan semena-mena ngrebut jatah pejalan kaki,
-Nggak mau ngasih jalan buat penyeberang jalan (pernah liat nggak kawanan kecoa rame2 lari? nah kayak gitu tu mereka)
-Nyelip-nyelip nggak terduga di antara mobil2 yang lagi macet, nggak bisa liat jalan lowong dikit(bikin kaget orang nyebrang)
-Malem2 nggak nyalain lampu , ngebut lagi!
-Klaksonnya yang berisik, nggak brenti2 kalo pas lagi macet (liat nggak sih, kalo jalan tu macet? Bikin tambah pusing aja!)
-Fyi, aku pernah kesrempet motor juga
- Tapi yang paling bikin aku marah waktu ibuku crita: beberapa waktu lalu, ini terjadi di kampungku sono, ibuku mau naik minibus. Bus udah brenti beliau udah mau naik, tau2 ada motor lari kenceng banget lewat antara bus dan ibuku, artinya itu motor lewat di sebelah kiri bus, dan nyaris banget nabrak ibuku! Punya SIM nggak sih? atau pertanyaan yang benar: tau aturan nggak sih??
Dan itu semua, bukan cuma aku aja yang ngerasain. Baca ni, ini n ini juga.
Kalo alasannya mau nyari cepet emang harus mengabaikan keselamatan orang ya?
Jumlah sepeda motor di jalanan secara kasat mata aja, keliatan kalo meningkat jauh dibanding tahun2 sebelumnya. Krisis ekonomi (lagi-lagi) membuat banyak orang memilih motor sebagai alat transportasi dan hal ini juga didukung dengan semakin mudahnya orang -orang untuk membeli motor. Masalah ini diperparah mudahnya mendapat SIM tanpa pemiliknya benar-benar tau aturan di jalan.