Tuesday, July 11, 2006

Ikan dalam air


Pesta buku kali ini berlangsung antara tanggal 1-9 Juli di Istora Senayan.
Sewaktu aku datang ke sana, hari Sabtu 8 Juli, pengunjungnya cukup banyak tetapi masih memungkinkanku buat berkeliling-keliling dari satu stand ke stand yang lain.
Aku nggak menghitung tapi sepertinya tiapkali aku datang ke pesta buku, jumlah standnya semakin banyak saja. Istora Senayan mungkin sudah tidak terlalu memadai lagi untuk menampung stand sebanyak itu. Stand yang berhimpit-himpitan membuat acara melihat-lihat buku bukan jadi satu hal yang cukup nyaman untuk dilakukan (JCC udah fully booked terus ya?).


Seperti biasa, pesta buku kali inipun didominasi stand buku-buku Islami.
Banyak dan cukup menyulitkan untuk memilih mana yang benar-benar bagus dan mana yang menjual buku 'nggak jelas'. Penerbit Gramedia seperti biasa mendominasi bagian tengah Istora (dan tetap dengan pelit diskon, upsss...). Walaupun judulnya pesta buku, tetapi stand-stand yang menjual mainan anak-anak juga banyak, walaupun kebanyakan punya embel-embel mainan edukatif.

Buku-buku yang banyak dipajang sebagian besar tulisan dari Dr Aidh al Qarni; La Tahzan dan "turunannya" serta buku-buku dari penulis lain dengan tema yang mirip-mirip itu. Selain semakin banyak novel remaja Islami yang aku liat banyak dipajang.
Selain buku-buku Islam, buku yang sedang banyak dipajang adalah buku James Yee, For God & Country dan buku-buku balasan dari Da Vinci Code (Breaking the Da Vinci Code-lah...). Perfume-nya Patrick Suskind (yang ceritanya udah di-spoil sama Kompas, untungnya setelah aku selesai baca)

Aku? Cuma beli buku-bukunya Malcolm Gladwell trus nambahi koleksi buku Laura Inggals Wilder-ku. Trus, iseng beli buku anak-anak karena alasan primordial (beli di stand Ikapi Jawa Tengah yang begitu sepi). Oh ya aku juga peta Jakarta yang diobral dengan harganya Rp 2000,- Iya, semurah itu karena peta terbitan 1994/95, tapi kupikir satu saat bakal ada gunanyalah.

Terus yang bikin aku agak nyesek adalah, di sana, aku terpaksa makan siang dengan harga relatif mahal, hanya untuk nasi goreng dan lemon tea ice. Hikss... Gara-garanya makanan di fast food dengan lambang M itu udah habis dan aku nggak terlalu berani beruji coba dengan perutku untuk makan di warung tenda yang aku nggak kenal. Makanya aku pilih makan di resto yang ada dalam Istora. Lumayan nyaman dengan sofa, AC dingin dan lagu-lagu Maliq dan rasa makanan yang lumayan enak. Cuma ya itu, ternyata harganya nggak ketulungan. Padahal kayaknya, aku liat modalnya cuma microwave sama magic jar deh! Hehehe... nasib.

Satu lagi yang selalu jadi masalah tiap ke pesta buku adalah tidak adanya tempat wudlu di dekat ruang mushola, akibatnya wudlu harus dilakukan di toilet dan ngantri. Untung kemarin tidak terlalu panjang antriannya.


Tetapi tetap...

Datang ke pesta buku, aku merasa seperti ikan yang dikembalikan ke air.

Segar, kembali ke habitat.

Melihat orang-orang berbelanja buku bertumpuk-tumpuk, aku jadi berharap punya uang yang lebih...lebih...lebih banyak lagi.
Itu
satu-satunya saat aku berharap seperti itu.


*Maaf, nggak ada link-nya, lagi males n lagi nggak bawa kamera
gambar dari sini

Thursday, July 06, 2006

Twin Peaks


Kyle MacLachlan as Agent Cooper

Do you remember Twin Peaks TV series?
I do.
n how do I love agent Cooper
Here i found a Twin Peaks trivia.
  • The population of the town, according to the sign in the opening credits, is 51,201. Initially, the population was only 5,120 but ABC deemed this to be too small a number, and instead added a digit to the end, making the population inordinately high.
  • Special Agent Dale Cooper's middle name is Bartholomew.
  • The name of Dale Cooper might have been inspired by the mysterious "D.B. Cooper" who, in 1971, high-jacked an airliner leaving Seattle and jumped from the plane with $200,000 dollars strapped to his chest, never to be seen again. D.B. Cooper is re-used in Prison Break.
  • The two mountains in Twin Peaks are called Whitetail and Blue Pine.
  • The Twin Peaks High School mascot is a steeplejack (stated in Second Season, Episode 9).
  • The towns of Snoqualmie and North Bend, in Washington State, which were the primary filming locations for Twin Peaks, are only a few miles from the town of Roslyn. This town was the set of the series Northern Exposure, which was heavily influenced by Twin Peaks (including an episode which was a clear parody).
  • Snoqualmie Falls was featured in the opening titles sequence.
  • Some people objected so much to the Peakesmania that they started wearing t-shirts saying "I killed Laura Palmer".
Thanks to wikipedia


Persaingan


Bank, menurut buku, merupakan lembaga keuangan yang bertindak sebagai penghimpun dana dari pihak surplus dana, untuk kemudian dikelola agar bisa mendapatkan keuntungan. Misalnya dengan penyaluran kredit ke pihak-pihak yang membutuhkan.

Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana, tampaknya bukan satu hal yang mudah bagi bank. Terkonsentrasinya bank-bank di daerah-daerah tertentu saja mungkin dapat menjadi salah satu sebab ketatnya persaingan antar bank untuk berebut nasabah. Walaupun bukan tidak mungkin hal ini disebabkan masih terbatasnya masyarakat yang memiliki akses terhadap perbankan, mengingat adanya keterbatasan pengetahuan, geografis ataupun budaya. Alasan ini mungkin bisa diterima, karena penduduk Indonesia yang sekitar 200 juta orang seharusnya masih merupakan potensi yang cukup besar bagi total bank di Indonesia yang 130 itu cukup luas.

Tapi apa yang dilakukan bank-bank itu untuk mendapatkan nasabah sebanyak-banyaknya? Bukan dengan cara bersaing yang baik menurutku, yaitu perang undian, bersaing memberi hadiah paling besar paling tinggi. Hadiah yang seringkali bukan barang-barang yang kita butuhkan, kalo orang udah punya simpanan milyaran rupiah mereka udah punya mobil toh? Nggak butuh-butuh amat mobil baru, dan tidak dirasakan semua nasabah.

Padahal berapa coba biaya yang mereka keluarkan untuk promo hadiah itu?

Coba deh itung berapa nilai hadiah undian-undian bank-bank ini:

  • Grand Prize dari Tabungan Batara berupa 4 (empat) rumah senilai masing-masing Rp. 1 miliar dan Hadiah Utama berupa 42 rumah di 8 wilayah undian serta hadiah tambahan berupa Tabungan Batara senilai masing-masing Rp. 2 juta.
  • Mandiri Fiesta 3000 dengan hadiah berupa 50 Mobil Toyota Fortuner, 350 Toyota Yaris, dan 2.600 Motor Honda Supra X 125 R
  • Program undian Tabungan CenturyMas dengan hadiah-hadiah yang lebih menarik seperti Mobil Suzuki Swift terbaru (CBU dari Jepang), paket wisata ke HongKong DisneyLand, motor Honda Supra Fit, dan Logam Mulia
  • Gebyar tabungan BCA : Menangkan 25 BMW 116i, 250 Honda Jazz, dan 2500 Honda Supra Fit R.

Ini baru dari 4 bank aja lho, dan hampir semua 130 bank di Indonesia punya promo-promo semacam itu, dengan berbagai macam hadiah. Coba kalo uang itu dipake untuk kerjasama antar bank agar nasabah bisa menggunakan ATM bank apapun (tanpa biaya? Ngarep…), untuk mbenerin ATM biar nggak sering-sering rusak, untuk bikin fasilitas e-banking, membuat rekening yang anti dibobol maling seperti apapun, untuk naikin gaji teller dan costumer service biar mereka bisa terus senyum dan cekatan, atau mungkin juga bisa dipakai buat perbaikan risk management bank biar nggak kebobolan dari luar dan dalam (emang dikiranya kalo ada berita terjadi korupsi di suatu bank nggak akan ngaruh ke persepsi nasabah?)

Oh ya, lagi pula ngapain sih nyari nasabah banyak-banyak kalo nggak bisa menyalurkan ke debitur yang bener dan paling-paling buat beli SBI?? Kalo bank-bank di luar negeri kayak gitu juga nggak sih kelakuannya? Mungkin nggak terlalu jauh bedanya buktinya bank asing ini (duh, bapak asuhku tuuu...!) juga bikin promo model-model gitu.

Nggak penting?

Tuesday, July 04, 2006

blutut


Minggu Sore, di T19

Ma, bener nggak di Jayen ada cacing?
Cacing apa? nggak ada ah
Itu Ma, yang Mama bilang ada di akuarium itu..
Cacing yang mana? itu bukan cacing tapi blut.
Iya... itu. Blutut
Bukan blutut. Be-lut

Mmmm...
satu kesalahan yang hampir nggak mungkin -hanya karena aku tidak mengakui ada hal yang tidak mungkin- aku lakukan.
Bukan karena aku jauh lebih pinter IT ketimbang anak umur 5 tahun itu
Bukan karena aku udah lebih tau bahasa Inggris
Bukan pula karena aku udah terbiasa memanfaatkan kemudahan dengan adanya blutut (blue tooth)
Tapi cuma karena aku tau kata blutut setelah kata belut berpuluh tahun aku kenal lebih dulu.

*gambar dari sini