Friday, October 14, 2011

Terimakasih, Malaysia




Rasanya sudah selayaknya kita berterimakasih pada tetangga kita, Malaysia.
Mengapa?
Siapa yang membuat batik begitu membumi merakyat seperti sekarang ini?
Jawabnya: tetangga kita Malaysia
Ketersinggungan kita sebagai bangsa yang merasa menjadi keturunan pencipta batik,
membuat kita penuh amarah saat, Malaysia memperkenalkan batik ke mana-mana sebagai miliknya.
Sehingga muncul "gerakan nasional" memakai batik.
Pada hari itu, 2 Oktober 2009, perbandingannya di antara 10 orang yang aku jumpai memakai batik, paling tidak 8 orang berbatik.
Sejak itu pula, Inacraft dan bazar-bazar didominasi batik dengan model, material yang semakin berkembang, pemakai batik tidak hanya PNS, orang-orang tidak lagi merasa seperti mau kondangan kalau pakai batik.

Kita jadi tahu ada dua pulau di jajaran kepulauan nusantara yang bernama Sipadan dan Ligitan.
Kita jadi tahu reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayange; wayang; kulintang; angklung; tahu ada petugas Kelautan yang pekerjaannya penuh bahaya, dimodali kapal tua dan tanpa senjata.
Karena apa? Mungkin karena kecelamitannya Malaysia.
Hey..... mungkin kita yang kekanakan ini, perlu diingatkan untuk lebih menjaga dan menghargai semua milik kita. Dan sepertinya peringatan model itu, cocok buat kita. Seperti anak-anak, kalau nggak ada yang minat, mainan dicuekin. begitu ada yang bilang mau pinjam langsung direbut, " Ini punya aku!"

Sudah deh, capek ribut. Tetanggaan baik-baik aja gimana?
Eh, besok beli baju batik lagi yuk?


No comments: