Di Pasar Cikini ada berbagai rupa hal menarik yang bisa dilihat.
Ada pedagang daging ayam yang setiap pagi ditunggui kucing -kucing gemuk yang berderet tertib di depan lapaknya
Ibu berbadan lebar penjual gerabah yang dagangannya ditumpuk tinggi-tinggi, dan ditunggui sambil tiduran, atau nonton tipi sambil sarapan
Tukang lele dengan bak lele barunya.
"Pengamen" yang bersuara seolah-olah sedang ngaji. Iya, seolah-olah karena suara yang keluar dari mulutnya bukan bacaan Al Quran.
Penjual tape singkong yang selalu rapi pakai baju batik (tebakan saya, pasti bapak itu orang Sunda :p)
Tukang sayur yang kalau sore berubah jadi tukang akik
Tapi di antara semuanya ada satu penjual, yang entah kenapa, bagi saya perjuangan hidup mencari nafkah paling menggentarkan. Tukang ager pikulan. :(