Pihak redaksi sempat menceritakan kesulitan yang dialami untuk mendapatkan pengantar khusus ini, bahkan penerbitan buku pun sempat mundur untuk menunggu selesainya pembuatan kata pengantar tersebut.
Penerjemahan dan penambahan kata pengantar tentu berarti biaya. Biaya yang tidak perlu dikeluarkan oleh penerbitnya di
Tapi kenapa harga buku import itu justru jauh lebih mahal dibanding buku terjemahannya di sini? Bahkan harga buku impor sebelum ditambah biaya pengiriman pun sudah jauh lebih mahal. Misalnya untuk buku Roaring tadi di Amazon , sebelum ditambah shipping dan import fee, harganya $24.65, dengan kurs hari ini jadi sekitar Rp 223.822,00. Padahal harga edisi Indonesia dari penerbitnya hanya Rp 63.500,- *perasaan, waktu aku beli harganya malah lebih murah dari itu*.
Jadi menurutku kemungkinan masalahnya ada di biaya cetak
Apa itu akan membunuh industri buku terjemahan? Ya, nggaklah! walaupun nanti harganya lebih mahal, banyak orang yang akan memilih membeli edisi Indonesia, karena nggak mau pusing membaca dalam bahasa asing jadi rela aja bayar lebih mahal sedikit.
Begitu nggak sih?
Setuju?
*lagi mulai menunggu datangnya Harry Potter terakhir*