Dulu
Di masa kecilku, dulu yang biasa pulang kampung cuma mbak-mbak dari kampungku yang bekerja sebagai babu di Jakarta. Aku dan saudara-saudaraku biasanya menyempatkan diri mengintip mereka saat baru turun dari bis di depan rumah kami. Biasanya mereka pulang secara berombongan dengan gaya berpakaian dan cara bicara bahasa Indonesia dengan campur Jawa dengan logat Jawa yang -sumpah- norak! (Fyi, dulu orang di tempatku belum terbiasa ngomong pake bahasa Indonesia).
Jadi kesan yang tertanam di benak kita saat itu adalah pulang kampung itu norak, pulang kampung tu identik dengan babu.
Sekarang
Pulang kampung sekarang sudah jadi masalah tahunan buat negara ini
Dan sudah hampir sepuluh kali aku menjalani ritual itu.
Apa aku juga norak? Entahlah...
Apa aku nyari susah? Mungkin...
Cuma aku nggak mampu aja, buat nggak pulang.
Lebaran di Jakarta?
Mmmmm... terimakasih, deh!
Udah ah, siap-siap pulang yuk!
Siapkan tiket dan ransel pulang.
Jangan lupa siapkan oleh-oleh buat yang di rumah
Jangan lupa buku & walkman (hari geneee?!) biar nggak bengong di jalan
Jangan lupa makanan buat buka dan sahur di jalan
Jangan lupa kamera buat merekam hari-hari yang jarang kita nikmati
Jangan lupa tetap semangat ibadah ramadhannya! (sambil ngaca :p)
Sampai jumpa di rumah!
p.s
Cuma ada yang tau nggak sih? kata mudik itu asalnya dari mana?
Mudik = Mulih dilik??